Teks sejarah merupakan salah satu jenis teks yang memuat kisah, fakta, dan peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu. Teks ini biasanya digunakan untuk memberikan informasi mengenai tokoh, kejadian, dan perkembangan suatu peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Dalam kajian kebahasaan, teks sejarah memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi pilihan kata, struktur kalimat, maupun gaya penyampaian.
Kajian kebahasaan dalam teks sejarah penting untuk dipahami karena bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai media untuk membangun makna, melestarikan pengetahuan, serta memberikan pengaruh terhadap cara pandang masyarakat terhadap sejarah
Pengertian Kebahasaan dalam Teks Sejarah
Kebahasaan dalam teks sejarah merujuk pada aspek penggunaan bahasa, meliputi kosakata, struktur kalimat, kohesi dan koherensi, serta gaya penulisan yang digunakan untuk menyampaikan peristiwa sejarah. Dengan kata lain, kebahasaan merupakan perangkat yang memungkinkan teks sejarah menyajikan informasi secara jelas, runtut, dan meyakinkan.
Bahasa yang digunakan dalam teks sejarah harus bersifat informatif, objektif, dan faktual, karena tujuan utamanya adalah memberikan pengetahuan tentang peristiwa yang benar-benar terjadi.
Tujuan Kebahasaan dalam Teks Sejarah
Secara umum, kebahasaan dalam teks sejarah memiliki beberapa tujuan:
-
Menyampaikan informasi faktual
Bahasa sejarah berfungsi untuk menjelaskan peristiwa yang benar-benar terjadi, bukan imajinasi atau fiksi. -
Membangun kronologi peristiwa
Pemakaian konjungsi temporal dan penanda waktu membantu menyusun peristiwa sesuai urutan kejadian. -
Menjelaskan sebab-akibat
Melalui konjungsi kausalitas, teks sejarah menghubungkan faktor-faktor penyebab dengan akibat dari suatu peristiwa. -
Menghadirkan tokoh dan peranannya
Penggunaan kata ganti orang, nama tokoh, serta deskripsi peran menegaskan pentingnya individu atau kelompok dalam suatu peristiwa. -
Mengonstruksi makna sosial dan budaya
Teks sejarah bukan hanya merekam peristiwa, tetapi juga membentuk pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai yang berkembang.
Ciri-ciri Kebahasaan Teks Sejarah
1. Menggunakan Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal berfungsi menunjukkan urutan waktu, seperti: setelah itu, kemudian, pada tahun, selanjutnya, akhirnya.
Contoh: “Pada tahun 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Setelah itu, terbentuklah berbagai organisasi untuk mendukung pemerintahan.”
2. Menggunakan Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas menjelaskan hubungan sebab-akibat, seperti: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga.
Contoh: “Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan posisi mereka di Indonesia melemah.”
3. Menggunakan Nomina (Kata Benda) yang Merujuk pada Tokoh atau Peristiwa
Teks sejarah banyak memuat kata benda khusus, seperti: Soekarno, Mohammad Hatta, Rengasdengklok, Proklamasi, Revolusi Industri.
4. Menggunakan Verba Material
Verba material digunakan untuk menyatakan tindakan nyata atau perbuatan.
Contoh: menandatangani, memimpin, membacakan, menyerang, mendirikan.
5. Menggunakan Verba Relasional
Verba relasional digunakan untuk menjelaskan hubungan atau sifat suatu peristiwa/tokoh.
Contoh: adalah, merupakan, menjadi.
6. Menggunakan Kalimat Pasif
Banyak teks sejarah menggunakan kalimat pasif untuk menekankan peristiwa, bukan pelaku.
Contoh: “Proklamasi dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.”
7. Menggunakan Kata Rujukan
Teks sejarah memakai kata rujukan seperti ia, mereka, tersebut, itu untuk menjaga kohesi antar kalimat.
Struktur Kebahasaan Teks Sejarah
Selain ciri kebahasaan, teks sejarah juga memiliki struktur yang memengaruhi pilihan bahasa, yaitu:
-
Orientasi – berisi pengenalan tokoh, tempat, dan waktu.
-
Urutan Peristiwa – berisi rekaman kronologis peristiwa sejarah.
-
Reorientasi – berisi penutup atau pandangan akhir mengenai peristiwa.
Contoh sederhana:
-
Orientasi: “Pada abad ke-7, berdiri sebuah kerajaan besar di Sumatra bernama Sriwijaya.”
-
Urutan Peristiwa: “Kerajaan ini berkembang pesat karena perdagangan maritim. Pada masa Balaputradewa, Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya.”
-
Reorientasi: “Namun, kejayaan Sriwijaya akhirnya runtuh akibat serangan dari kerajaan Chola pada abad ke-11.”
Fungsi Kebahasaan dalam Teks Sejarah
-
Fungsi Informasi – memberikan pengetahuan faktual tentang peristiwa.
-
Fungsi Dokumentasi – merekam kejadian masa lalu untuk generasi selanjutnya.
-
Fungsi Edukatif – mengajarkan nilai moral, kebangsaan, dan patriotisme.
-
Fungsi Identitas – memperkuat identitas bangsa melalui rekaman sejarah.
-
Fungsi Analitis – menjelaskan hubungan sebab-akibat dan perkembangan peristiwa.
Contoh Analisis Kebahasaan Teks Sejarah
Mari kita analisis teks sejarah singkat berikut:
“Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Setelah itu, dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai lembaga legislatif. Proklamasi kemerdekaan menyebabkan bangsa Indonesia memperoleh pengakuan internasional secara bertahap.”
-
Konjungsi Temporal: pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah itu.
-
Konjungsi Kausalitas: menyebabkan.
-
Nomina: Soekarno, Hatta, Komite Nasional Indonesia Pusat.
-
Verba Material: memproklamasikan, dibentuk.
-
Verba Relasional: adalah, merupakan.
-
Kalimat Pasif: dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat.
Analisis ini menunjukkan bagaimana bahasa bekerja dalam teks sejarah untuk menyajikan fakta secara runtut dan jelas.
Tantangan dalam Kebahasaan Teks Sejarah
-
Objektivitas vs Subjektivitas
Penulis sejarah sering dihadapkan pada dilema antara menyajikan fakta dan interpretasi. Bahasa yang digunakan bisa memengaruhi objektivitas teks. -
Keterbatasan Sumber Sejarah
Jika sumber minim, penulis harus berhati-hati agar tidak menambahkan unsur fiksi. -
Bahasa yang Formal dan Kaku
Karena teks sejarah harus faktual, gaya bahasa sering dianggap kurang menarik bagi pembaca awam. -
Kesulitan dalam Menyajikan Kronologi
Terkadang peristiwa sejarah kompleks dan melibatkan banyak tokoh, sehingga dibutuhkan kejelian dalam menyusun bahasa agar tetap runtut.
Perbandingan Kebahasaan Teks Sejarah dengan Jenis Teks Lain
-
Teks Narasi Fiksi: menggunakan imajinasi, gaya bahasa lebih bebas.
-
Teks Berita: mirip faktual, tetapi fokus pada peristiwa terbaru.
-
Teks Eksposisi: memaparkan argumen, lebih persuasif dibanding teks sejarah.
-
Teks Sejarah: lebih kronologis, objektif, dan berfokus pada peristiwa masa lalu.
Strategi Mengajarkan Kebahasaan Teks Sejarah di Sekolah
-
Menganalisis teks sejarah nyata – siswa dilatih menemukan konjungsi temporal, kausalitas, dan verba.
-
Membandingkan teks sejarah dengan teks narasi – agar siswa memahami perbedaan gaya bahasa.
-
Latihan menulis ulang peristiwa sejarah – siswa diajak menyusun kembali peristiwa dengan ciri kebahasaan sejarah.
-
Diskusi tokoh sejarah – fokus pada peran tokoh dan bagaimana bahasa menggambarkannya.
Kebahasaan dalam teks sejarah memiliki peran yang sangat penting untuk menyajikan peristiwa masa lalu secara jelas, faktual, dan objektif. Ciri kebahasaannya meliputi penggunaan konjungsi temporal dan kausalitas, nomina khusus, verba material dan relasional, serta kalimat pasif. Bahasa yang digunakan dalam teks sejarah tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk pemahaman masyarakat tentang masa lalu, identitas bangsa, serta nilai-nilai kehidupan.
Dengan memahami aspek kebahasaan dalam teks sejarah, kita dapat lebih kritis dalam membaca, menulis, maupun menganalisis karya sejarah. Selain itu, pemahaman ini juga penting dalam pendidikan, karena teks sejarah berfungsi sebagai media pembelajaran yang mengajarkan fakta, moral, dan semangat kebangsaan.